[Diskusi] Memperingati Hari Kemerdekaan dengan Cara Mendidik

wp-1502871435990.jpeg

ModeratorNurwahidah Ramadhani Waruwu

Tanggal 17 Agustus diperingati sebagai hari kemerdekaan Indonesia. Setiap tahun, rakyat Indonesia melakukan beragam kegiatan dalam rangka memeriahkan momen tersebut. Tentu saja komunitas Obrolin juga tak ingin ketinggalan, kami memperingatinya dengan mengadakan diskusi online yang diikuti para anggota komunitas. Berikut hasil diskusi kami yang berjalan serius namun tetap menyenangkan.

***

Kegiatan umum di berbagai daerah

Berasal dari berbagai penjuru nusantara, peserta diskusi menceritakan kegiatan yang diadakan di daerah masing-masing. Ada yang normatif seperti lomba tarik tambang, panjat pinang, makan kerupuk, balap karung, balap bakiak, gerak jalan, lomba sepakbola dan bola voli. Ada pula perlombaan yang atraktif seperti permainan sepakbola yang divariasikan yaitu sepakbola waria, sepakbola antar emak-emak, sepakbola joget, hingga perlombaan yang cukup ekstrem seperti tangkap belut dan gendong suami.

Lebih semarak lagi, ada yang desanya wajib dihias lampu kelap-kelip, bendera merah putih, dan umbul-umbul di sepanjang jalan. Bahkan ada daerah yang mengadakan karnaval, yaitu pawai dengan menggunakan kostum unik, serta menggiring patung atau miniatur ikonik daerah, meskipun saat ini sudah tidak rutin dilaksanakan karena kesibukan warga.

Kegiatan menarik dan khas di beberapa daerah

Beda daerah, beda budaya. Ada beberapa daerah yang hampir selalu mengadakan kegiatan dan lomba-lomba unik. Salah satu anggota komunitas, bahkan ada yang setiap tahunnya didaulat menjadi MC acara dan tak kunjung memiliki generasi penerus.

Di daerah Surabaya dan Yogyakarta, acara wayangan masih tetap diselenggarakan setiap tanggal 17 Agustus. Tentu saja dengan tambahan berbagai kegiatan menarik lainnya. Misalnya di kampung Blunyah Rejo, Yogyakarta, ada banyak kegiatan sejak awal Agustus, antara lain: pertandingan sepak bola antar kampung, parade kemerdekaan dengan menampilkan kesenian masing-masing kampung seperti peragaan busana, pameran patung tokoh-tokoh berpengaruh, pembuatan berbagai replika kearifan lokal, pertunjukan teatrikal zaman perang, dan berbagai kegiatan lainnya. Puncaknya, pada malam 17 Agustus dilakukan acara makan bersama disertai pemutaran seluruh rangkaian kegiatan yang telah terdokumentasi, sekaligus ajang canda tawa dan pembubaran panitia.

Acara makan bersama di malam 17 Agustus
Acara malam 17 Agustus

Di daerah Tanoker, Jember, Jawa Timur, terdapat permainan tradisional egrang yang diselenggarakan oleh komunitas egrang di daerah tersebut. Pada permainan ini, para pemain lincah menari di atas pijakan egrang yang terbuat dari bambu. Salah satu peserta diskusi yang berasal dari Kalimantan Tengah, yaitu desa Batu Hambawang, bercerita tentang egrang di daerahnya yang dikenal dengan nama Tungkat Jawa.

Masih di daerah Kalimantan Tengah, tepatnya di desa Kinipan, diadakan lomba Dayung Hantu atau Kayuh Hantu. Permainan ini mengandalkan kekuatan peserta dalam mendayung perahu di sungai. Peserta bertanding satu lawan satu atau dua lawan dua untuk mendayung berlawanan arah dalam satu perahu yang sama. Ada garis target di masing-masing haluan dan peserta berlomba mendayung sampan tersebut untuk menang.
Kegiatan serupa terdapat pula di daerah Karawang, Jawa Barat. Salah satu peserta diskusi yang rumahnya di dekat sungai bercerita tentang lomba dayung dan hias sampan di daerah tersebut.

Makna kegiatan yang diadakan

Beragam acara, beragam pula pemaknaan dari peserta diskusi. Ada yang memaknainya sebagai acara seru-seruan dan bersyukur atas nikmat kemerdekaan yang bisa dinikmati saat ini (dalam perspektif bebas dari keadaan terjajah secara teritorial).

Selain itu, momen ini juga mampu mempererat silaturahmi antar warga, ajang berkreasi, dan menyenangkan anak-anak. Salah satu acara yang paling menyenangkan menurut salah satu peserta diskusi adalah acara sebelum 17-an, yaitu tanggal 16 malam. Warga berkumpul dan berdoa, membicarakan rencana setahun ke depan, curhat persoalan kerja, dan sebagainya. Sebelumnya, ibu-ibu masak bersama di sore hari sehingga malam hari warga bisa makan bersama dan saling berbagi makanan.

Terkait kegiatan yang tidak berfaedah, beberapa peserta angkat bicara. Pernah terjadi pesta miras pada momen 17 Agustus, tapi jelas di luar program lingkungan. Itu merupakan pilihan pribadi dari segelintir orang yang tentu saja tidak bermanfaat.

Selain itu, ada juga beberapa peserta yang mengakui bahwa masih ada lomba yang kurang berfaedah. Tapi mereka optimis, bahwa nantinya masyarakat akan melakukan perbaikan. Karena semua orang tentu ingin melakukan yang terbaik untuk lingkungannya.

Maka, kembali ke masing-masing orang untuk memaknai kemerdekaan. Daripada hura-hura, lebih baik momen ini dijadikan sebagai ajang refleksi diri.

Ide mengenai kegiatan edukatif

Selain perlombaan di daerah masing-masing, beberapa ide mengenai kegiatan edukatif dibahas dalam diskusi ini. Ide tentang berbagai lomba dan acara pun bermunculan, seperti lomba bercerita, menulis, baca puisi, balas pantun, bakti sosial, mendongeng, berpidato, diskusi-diskusi mengenai kepemudaan dan pendidikan, serta mengadakan bedah buku.

Terkait bakti sosial, salah satu peserta memiliki gagasan ingin mengumpulkan barang-barang layak pakai yang diberikan kepada para veteran yang kurang beruntung. Karena kita perlu ingat, bahwa kemerdekaan kita juga didapat atas jasa mereka.

Selain itu, ada peserta diskusi yang mengharapkan adanya lomba orasi budaya. Menurutnya, orasi adalah salah satu kemampuan verbal yang diunggulkan. Boleh saja membawa teks, yang penting adalah cara membaca teksnya. Isi teks juga harus dibuat sendiri dan melambangkan pemikiran murni dari peserta lomba.

Dalam sejarah, Indonesia bisa membuktikan diri di panggung dunia karena kemampuan bapak-bapak pendahulu bangsa dalam beretorika. Tercermin dari rapat alot perumusan Pancasila dan UUD 1945.

Tidak perlu bahasa ndakik-ndakik yang terkesan intelek. Tidak perlu kutipan-kutipan serba canggih dari menara gading ilmu pengetahuan. Cukup dengan menunjukkan inti sari pemikiran, menyorot persoalan sehari-hari, dan menyatakan solusi dalam orasinya. Itu sudah patut diacungi jempol.

***

Dari diskusi ini, ada banyak hal yang bisa digali. Mulai dari pemaknaan kemerdekaan hingga perwujudannya dalam berbagai tindakan nyata. Peserta diskusi juga bisa mengenal kebudayaan dari daerah lain di Indonesia, mempromosikan kegiatan di daerahnya masing-masing, sembari melihat kekayaan Indonesia dengan diversitas budayanya yang luar biasa.

Akhir kata, semoga diskusi ini bermanfaat untuk anggota komunitas dan pembaca blog Obrolin. Selamat ulang tahun, Indonesia. Merdeka!

***
Tulisan ini adalah hasil diskusi online yang diadakan oleh komunitas Obrolin pada Senin malam, 14 Agustus 2017, pukul 20.00-22.00 WIB.

9 thoughts on “[Diskusi] Memperingati Hari Kemerdekaan dengan Cara Mendidik

Leave a reply to Rahman Batopie Cancel reply